H.Asep Awaludin, S.E., M.H., anggota DPRD Provinsi Banten

Fijar Banten
By -

Lebak – Suasana sunyi menyelimuti Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak. Bedeng-bedeng reyot masih berdiri, menjadi tempat tinggal sementara bagi ratusan warga yang kehilangan rumah sejak bencana banjir bandang dan longsor awal tahun 2020 lalu. Sudah lima tahun berlalu, namun kepastian hunian tetap yang layak tak kunjung datang.


H. Asep Awaludin, S.E., M.H., anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi NasDem, tak mampu menahan air mata saat menyaksikan langsung kondisi para penyintas. Dalam kunjungannya baru-baru ini, ia menyaksikan anak-anak berlarian di antara bilik-bilik sempit yang rapuh. Beberapa ibu terlihat menahan tangis.


“Kalau melihat langsung, dan tidak tersentuh, saya pertanyakan nuraninya. Saya laki-laki, tapi saya menangis. Lima tahun mereka hidup seperti ini. Ini bukan kemiskinan biasa, ini pembiaran,” ujar Asep kepada wartawan, Sabtu (17/5/2025).


Asep menyuarakan kekecewaannya terhadap pemerintah yang dinilainya lamban dan tidak berpihak pada rakyat kecil. Ia menyebut tidak ada alasan yang bisa membenarkan keterlambatan penanganan bencana hingga bertahun-tahun.


“Kalau di Bogor bisa dibangunkan hunian sementara dengan cepat, kenapa di Lebak tidak? Apakah karena mereka rakyat kecil? Tidak punya kekuatan? Kalau begitu, siapa yang goblok?” katanya, tegas, namun getir.


Asep mengaku tidak takut untuk menyampaikan kritik, meskipun ada pihak-pihak yang merasa tersinggung. Baginya, membela rakyat adalah kewajiban yang diembannya sejak disumpah menjadi wakil rakyat.


“Saya tidak membawa partai, tidak membawa nama besar. Saya datang sebagai manusia. Ini soal kemanusiaan, soal hati. Dan saya akan perjuangkan ini sampai tuntas,” ujarnya.


Di tengah ramainya perbincangan soal pernyataan kerasnya yang viral di media sosial, Asep tak gentar. Ia menyebut, justru ini saat yang tepat untuk membangkitkan empati dan solidaritas dari semua pihak.


“Kalau kita masih punya hati, mari bantu. Jangan diam. Jangan tutup mata. Ini bukan urusan politik. Ini tentang anak-anak yang tidur di bilik panas, tentang orang tua yang kehilangan harapan,” tambahnya.


Asep mengajak seluruh elemen masyarakat pemerintah, ormas, aktivis, hingga media untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan bagi warga Lebak yang telah lama menanti kepastian.


“Saya bukan dewan yang cari panggung. Saya hanya ingin jadi manusia yang tidak membiarkan ketidakadilan terus berjalan. Kalau ada yang iri, biarkan. Yang penting rakyat tidak lagi tinggal di bedeng yang tak layak itu,” pungkasnya.***



Tags:

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!