Serang, Mei 2025— Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten resmi merilis rancangan awal Rencana Strategis (Renstra) 2025–2029, yang menegaskan komitmen kuat menuju pembangunan rendah karbon, pengelolaan hutan berkelanjutan, dan pengurangan sampah secara terpadu.
Mengusung visi "Terwujudnya kualitas lingkungan hidup, kelestarian hutan, dan pembangunan rendah karbon yang berkelanjutan", Renstra ini menjadi motor penggerak misi kelima RPJMD Banten 2025–2029, selaras dengan Program Unggulan Gubernur Andra Soni: “Banten Bagus, Banten Kuat.”
**5 Arah Strategis DLHK 2025–2029:**
1. **Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Emisi Karbon**, termasuk rehabilitasi lahan kritis dan penerapan pembangunan rendah karbon.
2. **Peningkatan Daya Dukung dan Tampung Lingkungan**, melalui penataan ruang dan pemetaan ekologis.
3. **Pengelolaan Hutan Lestari Berbasis Masyarakat**, seperti revitalisasi perhutanan sosial dan penguatan ketahanan pangan.
4. **Pengelolaan Sampah dan Limbah Terpadu**, dengan target pengurangan sampah 30% dan penanganan 70% pada tahun 2029.
5. **Peningkatan Layanan Publik**, termasuk digitalisasi perizinan dan transparansi data lingkungan.
Kepala DLHK Banten, Wawan Gunawan, menyebutkan bahwa dari total ±197.000 hektare lahan kritis di Banten, pihaknya menargetkan rehabilitasi 20% atau sekitar 40.000 hektare hingga 2029. Sementara cakupan layanan pengelolaan sampah yang saat ini baru 65%, ditingkatkan menjadi 85% dalam lima tahun ke depan.
Kondisi udara di wilayah Tangerang Raya juga menjadi perhatian, mengingat sejumlah hari dalam setahun sudah masuk kategori tidak sehat. Penguatan jaringan pemantauan kualitas udara dan sistem informasi lingkungan akan menjadi prioritas.
**Mendukung Arah Gubernur dan Nasional**
Gubernur Banten Andra Soni dalam arahannya menekankan pentingnya keadilan ekologis, pemulihan wilayah adat, dan konservasi hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Renstra DLHK ini juga mendukung program nasional seperti *Gerakan Indonesia Menanam* yang diusung Presiden Prabowo.
“DLHK akan menjadi katalisator transformasi lingkungan Banten—berbasis komunitas, kolaboratif, dan terintegrasi teknologi,” pungkas Wawan.(Adv)