Cinta, Uang, dan Kepalsuan

Fijar Banten
By -




Tinjauan Buku Novel 

Scammer Girl: Cinta Adalah Alat, Uang adalah Tujuan – Hadi Hartono

Ada perempuan yang menangis karena cinta. Tapi ada juga perempuan yang memanfaatkannya. Bukan karena tak punya hati, tapi karena dunia terlalu sering menginjak perasaannya.

Dalam novel Scammer Girl, Hadi Hartono memperkenalkan kita pada tokoh Laras—perempuan cerdas, cantik, tapi tidak sedang berusaha menjadi “baik-baik.” Dunia telah memperlakukannya dengan cara yang keras. Maka ia membalas dunia dengan cara yang licik, dingin, tapi sangat terencana.

Buku ini bukan kisah cinta biasa. Ini adalah kisah tentang bagaimana cinta bisa menjadi alat transaksional dalam ekosistem digital yang dangkal tapi mendalam. Ini adalah cermin tentang zaman ketika perhatian lebih mahal dari kasih sayang, dan validasi lebih diburu daripada kejujuran.


Laras: Antara Luka dan Kuasa

Laras bukan sekadar karakter utama. Ia adalah potret psikologis perempuan masa kini yang terluka oleh sistem sosial, lalu tumbuh dengan cara yang membuat pembaca merasa canggung: mencintainya atau membencinya? Ia menipu laki-laki, bukan untuk balas dendam pribadi, melainkan sebagai bentuk eksistensi—cara agar ia tetap merasa hidup, aman, dan menang.

Namun, Laras bukanlah tokoh jahat. Ia juga tidak sedang mengorbankan diri seperti tokoh perempuan klasik yang pasrah dan penuh pengabdian. Laras memilih mengambil kendali. Ia memakai cinta seperti pisau bedah: tajam, presisi, dan penuh risiko.

Novel ini berhasil menjadikan Laras bukan hanya sebagai narator, tetapi juga sebagai kritik. Kritik terhadap relasi yang timpang, terhadap patriarki yang menyamar lewat rayuan, terhadap perempuan yang dipaksa menjadi “berhati mulia” di tengah dunia yang kejam.


Narasi yang Menyengat, Tapi Jujur

Hadi Hartono menulis dengan gaya yang tak biasa. Ia tidak mengajak pembaca untuk larut dalam romantisme. Sebaliknya, ia mengajak kita duduk dan berpikir—tentang bagaimana cinta bisa dibentuk, direkayasa, bahkan diperjualbelikan. Ia menggunakan bahasa yang cerdas, kadang sinis, tapi selalu membumi. Dialog-dialognya tidak dibuat untuk membuat kita tersenyum, tapi untuk membuat kita merenung.

Narasi dalam novel ini bergerak cepat, berpindah dari satu episode ke episode lain seperti potongan kehidupan yang terekam lewat layar ponsel. Laras hidup di dunia algoritma, di mana identitas bisa dimodifikasi, dan perasaan bisa dipalsukan. Namun justru di sanalah paradoks terbesar muncul: apakah hati bisa sepenuhnya dimatikan?

Hadi tak memaksakan empati. Ia tahu, sebagian pembaca akan membenci Laras. Tapi ia juga tahu, di sisi lain, pembaca yang jujur akan diam-diam mengakui: banyak yang ingin sekuat Laras, tapi tak berani jadi sepertinya.


Cinta yang Dipalsukan, Dunia yang Dipalsukan

Salah satu kekuatan utama novel ini adalah keberaniannya untuk berkata bahwa tidak semua cinta itu murni. Bahwa dalam relasi yang dibangun di atas algoritma, yang lebih penting bukan lagi rasa, tapi strategi. Laras mencintai bukan karena butuh pasangan. Ia mencintai karena tahu, di balik “sayang”, selalu ada harga.

Kita hidup di era di mana DM bisa membuat orang jatuh hati, dan voice note bisa menjadi ganti pelukan. Tapi apa jadinya jika semua itu hanyalah skenario? Jika cinta itu tidak datang dari hati, tapi dari agenda tersembunyi?

Scammer Girl” mengangkat pertanyaan besar itu. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mengingatkan bahwa kita hidup dalam zaman kapitalisme emosional, di mana cinta adalah produk, dan manusia adalah komoditas.


Realita Sosial yang Tak Bisa Diabaikan

Novel ini juga tidak lepas dari realitas sosial Indonesia urban—tentang perempuan muda yang harus pintar memainkan peran agar tidak tertindas. Tentang para lelaki yang ingin merasa berkuasa lewat uang. Tentang media sosial yang jadi panggung terbesar, bukan lagi ruang pribadi. Dan tentang masyarakat yang senang menonton kepalsuan tapi enggan mengakui bahwa mereka bagian dari sistem itu.

Laras adalah hasil dari semua itu. Ia bukan akar masalah, ia adalah gejala. Ia adalah respons atas dunia yang selalu ingin mengatur perempuan, menilai dari penampilan, mengontrol dari cinta. Maka ketika ia menjadikan cinta sebagai alat, itu bukan sekadar aksi licik—itu adalah bentuk perlawanan.


Apakah Laras Harus Diampuni?

Titik klimaks novel ini bukan saat Laras tertangkap atau sukses dalam aksinya. Justru titik tertingginya adalah ketika ia mulai ragu. Ketika ia bertemu seseorang yang tidak bisa ia tipu. Ketika ia merasakan sesuatu yang ia benci seumur hidup: cinta yang murni.

Di sinilah kekuatan novel ini mengguncang batin pembaca. Karena kita tahu, siapa pun bisa jadi Laras jika hidupnya penuh luka dan kegetiran. Dan siapa pun juga bisa hancur saat menyadari bahwa mereka tak lagi percaya pada cinta yang sesungguhnya.

Apakah Laras layak diampuni? Atau justru kita yang perlu memaafkan diri sendiri karena sering menyalahgunakan cinta?


Sastra yang Relevan dan Kritis

Sebagai karya sastra kontemporer, Scammer Girl hadir dengan warna yang kuat: urban, digital, sinis, dan reflektif. Ini bukan novel untuk pencinta kisah manis. Ini adalah novel untuk mereka yang ingin berpikir, ingin bertanya, dan berani mengakui bahwa relasi manusia sudah berubah.

Hadi Hartono, dengan segala ketajamannya, telah menulis bukan hanya kisah tentang Laras, tapi juga kisah tentang kita: manusia yang sedang kehilangan cara mencintai, dan mencoba menggantinya dengan kalkulasi.


Kesimpulan

Scammer Girl” adalah novel yang mengajak kita bercermin. Bukan pada wajah yang tersenyum di depan kamera, tapi pada hati yang tersembunyi di balik filter digital. Ini bukan kisah tentang perempuan jahat. Ini kisah tentang manusia yang bertahan dengan caranya sendiri.

Jika Anda ingin membaca sesuatu yang menggugah, yang membuat Anda mempertanyakan ulang makna cinta, etika, dan identitas di era digital—maka novel ini wajib Anda baca.


📖 Baca sekarang di KBM App
🔗 https://read.kbm.id/book/detail/2490ddf9-eb00-42ba-8852-f0c42f1dc4ed?af=9b1ed3a8-e292-4cad-8a0a-f5aa618ccfd5







#ScammerGirl

#CintaAdalahAlat

#UangAdalahTujuan

#LarasSangPenipu

#NovelThrillerRomantis

#DramaPsikologis

#FiksiDigital

#KisahAntihero

#PerempuanCerdas

#FiksiUrban

#NovelIndonesia

#LiterasiDigital

#HubunganToksik

#RayuanMematikan

#KritikSosial

#KapitalismeEmosional

#CintaDanDosa

#DuniaPalsu

#RelasiDigital

#ManipulasiCinta

#PengakuanDigital

#FiksiGelap

#NovelSatir

#WanitaBersiasat

#HadiHartono

#BukuDigital

#CintaBeracun

#ScamStory

#LoveAndPower

#BacaDiKBMApp

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn more
Ok, Go it!